Established in 1999, Bali Health Foundation, also referred to as Yakeba, is a non-governmental organization with a focus on public health issues. The primary purpose of the organization is to provide outreach and support for individuals in Bali who suffer from alcohol and drug addiction.

Bekerja sebagai tim sebagai Yakeba tim

| 0 comments

Gianyar, (02/20) Pada 30 Januari – 01 Februari 2013 Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba) mengadakan Pelatihan  Penguatan Internal lembaga. Kegiatan yang diadakan di Annika Linden Foundation Center ini diikuti oleh segenap calon petugas pelaksana baru maupun yang sudah tergabung di lembaga Yakeba.

Kegiatan di buka dengan perkenalan dari semua peserta karena banyak dari mereka yang belum mengenal satu sama lainnya. Kebanyakan peserta yang bergabung pada Yakeba kali ini sudah pernah bergabung dan mengikuti keorganisasian dan cukup ahli dibidangnya masing-masing. Pada dasarnya peserta terdiri dari staff Harm Reduction, staff PMTS (Pencegahan Melalui Transmisi Seksual), dan staff PABM (Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat), serta pada tahun ini Yakeba menambahkan divisi media.

Hari pertama pelatihan ini diberikan tes dasar HIV 101 untuk mengetahui sejauh mana peserta memahami informasi dasar tentang pengetahuan dasar HIV dan AIDS. Selanjutnya diberikan materi dasar pengetahuan dasar HIV, AIDS dan NAPZA yang dibawakan oleh Adi Mantara dan Rondi sebagai fasilitator. Yang menarik dari sesi ini adalah dimana staff PMTS banyak yang tidak mengetahui apa itu NAPZA, IDU serta hal-hal lain yang menyangkut tentang narkotika karena selama ini mereka hanya menjangkau kalangan Pekerja seks Komersial, MSM (Man sex Man) serta kalangan perilaku seksual yang beresiko bukan dari kalangan pecandu narkotika.

Peserta juga diberikan cara membuat laporan narasi harian yang nantinya laporan tersebut akan dikumpulkan sebagai bukti kerja mereka selama satu bulan. Pembuatan laporan narasi bulanan tersebut dikhusukan kepada petugas HARM reduction dan petugas PMTS atas apa yang terjadi baik kendala atau masalah mereka bersama dampingan selama mereka melakukan penjangkauan di lapangan. Fasilitator dalam sesi ini adalah Luhde Suryani  yang berprofesi sebagai wartawan dari www.balebengong.net

Seperti pelatihan penguatan pada umumnya, materi yang diberikan tentunya tentang pengorganisasian yang memberikan bagaimana cara bekerja sama secara team. Mereka juga diberikan metode tentang ILOM (Indigenous Leader Outreach Model) yang baru pertama kali diterapkan di Bali. Pelatihan kali ini menitikberatkan petugas lapangan untuk memperoleh akses ke jaringan IDU dan kelompok perilaku beresiko. Pelatihan ini juga memberikan penguatan kepada staff Harm Ruduction tentang bahaya narkotika dan  IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor). Seperti yang telah terjadi sebelumnya banyak dari petugas lapangan terutama bagian Harm Reduction yang kembali aktif menggunakan narkotika karena pengaruh pekerjaan dan pergaulan kesehariannya dengan pecandu.

Pada hari terakhir pelatihan, peserta  diharapkan dapat mendukung mengurangi resiko penularan HIV dan AIDS baik kepada kalangan perilaku seks beresiko tinggi dan pada para kalangan pecandu narkotika suntik (IDU). Peserta pelatihan juga diberikan materi  berbicara di depan public agar dapat menjadi public speaker yang baik. Tentu saja bukanlah materi atau harta(salary) yang menjadi bagian terpenting bagi mereka untuk bergabung dalam staff Yakeba, tapi kerelawan mereka bekerja berperan aktif dalam program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS.