Established in 1999, Bali Health Foundation, also referred to as Yakeba, is a non-governmental organization with a focus on public health issues. The primary purpose of the organization is to provide outreach and support for individuals in Bali who suffer from alcohol and drug addiction.

Konsistensi Dalam Penanggulangan HIV-AIDS di Bali

| 0 comments

Hari AIDS Sedunia (HAS) diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran publik terhadap epidemi AIDS di seluruh dunia. Acara ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia ketika mendiskusikan Program Penanggulangan HIV-AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS sedunia oleh Pemerintah, Organisasi Internasional dan lembaga sosial masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Tema nasional HAS tahun 2018 adalah “Saya Berani Saya Sehat” dengan Sub Tema “Ada Obat Ada Jalan”. Inti tema ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan tes HIV secara sukarela (voluntary) selanjutnya menjalani terapi Anti Retro Viral (ARV) sedini mungkin. Semakin banyak masyarakat mengetahui status HIVnya dan apabila hasilnya positif maka akan mendapatkan pengobatan ARV sedini mungkin yang akan mendorong percepatan capaian triple zero yaitu; Menekan infeksi HIV sampai titik nol, Menurunkan kematian terkait dengan AIDS sampai titik nol, Mereduksi stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) sampai titik nol pada tahun 2030.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali mengadakan acara puncak peringatan Hari AIDS Sedunia pada hari Sabtu, 1 Desember 2018 bertempat di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDITKI) Jalan Trengguli I Penatih Denpasar. Acara ini melibatkan 500 orang peserta yang terdiri dari Gubernur Bali, wakil Gubernur Bali, DPRD Provinsi kabupaten kota, layanan kesehatan LSM peduli HIV-AIDS serta aktivis HIV-AIDS yang ada di Bali.

Acara ini dihadiri oleh Ibu Putri Suastini (istri Gubernur Wayan Koster) mewakili Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Bali berkesempatan membawakan puisi berjudul “Senja kala” ciptaan Almarhumah Suzana Murni. Dengan diiringi suara bleganjur Bali yang beralun merdu dan halus menjadikan pembawaan puisi tersebut begitu mempesona ditambah ibu Putri sendiri yang memang berbakat membawakan puisi. Ratusan peserta larut dengan pembawaan puisi oleh Ibu Putri Suastini.

Pada puncak acara, beberapa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) di Bali mendapatkan penghargaan atas partisipasi dalam pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Bali. Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba) termasuk dalam salah satu LSM yang mendapatkan penghargaan tersebut. Adi Mantara selaku Direktur Yakeba menerima penghargaan yang diberikan oleh Gubernur Bali.  Pemberian penghargaan dari Gubernur Bali tersebut diserahterimakan melalui Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra, Didampingi dr. Ketut Suarjaya, MPPM selaku Kepala Dinas Kesehatan Bali, Sekretaris KPA Provinsi Bali drh. Made Suprapta Serta Ibu Putri Suastini.

Yakeba juga berpartisipasi dalam kegiatan ini yaitu dengan menyediakan brosur tentang profile Yakeba agar masyarakat umum lebih tahu lebih dalam tentang Yakeba. Tak lupa Yakeba membentangkan kain kanvas selebar 3 kali 2 meter di dinding. “Tujuan pembentangan kain ini agar peserta menuliskan pesan, harapan dan tanda tangannya sebagai kepedulian untuk berpartisipasi dalam penanggulangan HIV-AIDS di Bali. Hal ini juga menjadi motivasi kami untuk terus berkomitmen dalam bekerja menanggulangi persoalan HIV-AIDS di Bali,” ujar Adi Mantara atau yang biasa dipanggil Moyong di sela kehadirannya pada acara tersebut.

 

Oleh: Doni Fauzan